Kengerian Covid-19 di India: Seorang Ibu Dibuang Anaknya di Jalanan
12:06 PM
Sebuah momen memilukan menunjukkan seorang anak menelantarkan sang ibu begitu saja di India karena Covid-19.
Polisi di Kanpur, Uttar Pradesh, menjerat si pria karena sudah membuang ibunya yang positif trinfeksi virus corona.
Otoritas setempat bergerak setelah mendapati video viral, memperlihatkan perempuan tengah terbaring di jalanan.
Warga lokal segera menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit. Namun, ibu itu meninggal saat mendapat perawatan.
Warga lokal segera menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit. Namun, ibu itu meninggal saat mendapat perawatan.
Kabar memilukan ini terjadi di tengah perjuangan India melawan gelombang kedua Covid-19 yang jauh lebih menular dan mematikan.
Selama lima hari beruntun, musuh bebuyutan Pakistan itu terus mencatatkan rekor dalam kasus infeksi harian.
Dilaporkan Daily Mail, "Negeri Bollywood" melaporkan 352.991 kasus pada Senin (26/4/2021), dengan korban meninggal berada di angka 2.812.
Media setempat memberitakan, kematian terjadi setelah pasien tidak mendapatkan oksigen maupun ruang perawatan.
Oksigen menjadi barang yang paling dicari di India, yang tengah menghadapi serangan mutasi ganda virus corona.
Umumnya, harga per tabung adalah 6.000 rupee (Rp 1,1 juta). Tetapi sejak pandemi, harganya meroket jadi 50.000 rupee (Rp 9,6 juta). Diwartakan BBC, harga alat medis penunjang lainnya juga meningkat.
Umumnya, harga per tabung adalah 6.000 rupee (Rp 1,1 juta). Tetapi sejak pandemi, harganya meroket jadi 50.000 rupee (Rp 9,6 juta). Diwartakan BBC, harga alat medis penunjang lainnya juga meningkat.
Seperti konsentrator oksigen yang harganya bisa mencapai 2.600 dollar AS (Rp 37,6 juta). Karena begitu langkanya alat bantu pernapasan dan ruang perawatan, banyak pasien akhirnya meninggal.
Lainnya dilaporkan memilih bunuh diri dengan meloncat dari atap karena kurangnya perawatan di rumah sakit.
Dr Gautam Singh, yang bekerja di unit gawat darurat RS New Delhi, memohon agar oksigen dikirimkan karena tempatnya kehabisan.
"Pasien saya sekarat. Tolonglah kirim lebih banyak kepada kami," jelas Dr Singh di media sosialnya. Pada Senin, dia sebenarnya sudah mendapat 20 tabung.
"Pasien saya sekarat. Tolonglah kirim lebih banyak kepada kami," jelas Dr Singh di media sosialnya. Pada Senin, dia sebenarnya sudah mendapat 20 tabung.
Namun, persediaan itu hanya cukup untuk sehari saja. "Saya merasa kesulitan karena pasien saya harus terus melewati tantangan jam demi jam," jelas Dr Singh.
Pakar menyatakan, saat puncak wabah pada Mei, India diprediksi akan melaporkan 500.000 kasus per hari.
Ahli juga memprediksi akan ada 5.000 korban meninggal setiap harinya, dengan rasio kematian meningkat menjadi 1,14.